BANTUAN HIDUP DASAR
Dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa kita pungkiri bahwa ada bahaya yang mengancam kelematan jiwa setiap saat, setiap detik. Jadi, perlu kita pahami bagaimana cara pertolongan [ertama dalam mengatasi jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi pada keluarga atau orang yang berada di sekitar anda. Dalam dunia Medis dikenal sebutan BHD atau bantuan Hidup dasar apa saja Pertolongan Pertama Gawat Darurat itu..?
Apa itu BHD atau CPR. Apa saja standar kegawat daruratan yang membutuhkan bantuan hidup dasar. Karena bukan tidak mungkin anda akan menemukan bentuk kegawat daruratan yang membutuhkan pertolongan dengan segera. Pakah anda sedang di kantor, dijalan atau bahkan dirumah sekalipun tidak ada yang menjamin anda akan selalu baik-baik saja. Baiklah kali ini saya akan memberikan pengetahuan dan penjelasan sedikit tentang Kegawatdaruratan.
Secara pengertian Kegawatdaruratan adalah suatu keadaan yang serius, mengancam jiwa, sehingga harus mendapatkan pertolongan segera, tepat dan cermat. Banyak hal yang bisa menyebabkan hal ini. jadi dibutukan pengetahuan dan ilmu yang mendalam untuk bisa menjadi tim penolong. tapi, anda tidak usah menjadi seorang Tenaga medis yang terlatih untuk bisa membantu menyelamatkan nyawa orang jika anda tahu ilmunya.
Langkah- Langkah Pertolongan Pertama Gawat Darurat dan BANTUAN HIDUP DASAR
Langkah 1 BANTUAN HIDUP DASAR adalah “Cek Kesadaran Penderita”
- A – Alert (Sadar Baik)
- V – Respon terhadap rangsangan Verbal (Panggilan/Tepukan)
- P – Respon terhadap rangsangan Nyeri (Pain atau Cubitan)
- U – Unresponsive terhadap segala rangsangan
Langkah 2 dalam BHD adalah “Call For Help.!!”
Seorang Petugas terlatih, seperti petugas IGD, Petugas ambulance pasti akan mintalah untuk di ambilkan alat AED/DC Shock. Langkah selanjutnya dalam pertolongan pertama pada kasus gawat darurat adalah memeriksa tanda-tanda vital. Pemeriksaan ini disebut Primary Survey atau Initial Assessment. Apa saja yang harus diperiksa..?
Cek dengan segera, apakah ada denyut nadi, penderita bernafas tidak atau mungkin saja ada ada sumbatan di jalan nafasnya. Istilahnya adalah
- Circulation
- Airway
- Breathing
Langkah 3 Cek Masih Adakah Denyut Nadinya “Circulation”
Jika kamu menemukan kasus gawat darurat misalnya, kasus tenggelam misalnya. kemudian kamu telah memeriksa kesadarannya tidak menunjukkan respon. segeralah meminta bantuan kemudian dengan segera Cek denyut nadi penderita dengan cara meraba Nadi paling besar yang bisa ditemukan yaitu Nadi Carotis. Nadi ini bisa kamu temukan di sekitar leher (raba denyut nadi pada leher). Jika kamu tidak menemukannya, nadinya TIDAK TERABA. Segera lakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru) !!!
Related
Langkah 4 dalam Penanganan Gawat darurat adalah dengan Membebaskan jalan nafas “Airway & Breathing Free”
Membebaskan Jalan nafas penderita jika menemukan ada sumbatan yang bisa mengganggu proses bernafas. kamu bisa melakukannya dengan sangat sederhana cek di bagian mulut dan hidung jika terdapat kotoran atau sisa-sisa makanan misalnya maka bersihkanlah. Banyak cara bisa kamu gunakan salah satunya adalah dengan teknik head tilt dan Chin lift.
Apa Head tilt dan Chin lift..? Perhatikan gambar dibawah ini. bagaimana melakukan tehnik membuka jalan nafas dengan head tilt dan Chin lift. Tapi ingat ada beberapa kasus tidak bisa dilakukan halini apa saja itu. Jika kasus trauma pada area wajah atau dada maka cara terbaik untuk membuka jalan nafasnya dengan cara jaw trust. Lihat gambar dibawah yah
Langkah 5 dalam Pertolongan Pertama Gawat Darurat adalah “Look-Listen-Feel”
Look-Listen-Feel adalah istilah untuk mengetahui adanya gangguan pada jalan nafas, dan apakah penderita bisa bernafas atau tidak. Tindakan ini segera dilakukan jika kita sudah melakukan kompresi jantuan luar maka tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi hasil dari RJP yang telah dilakukan.
Bagaimana cara melakukan Look-Listen-Feel, bisa kamu lihat melalui gambar dibawah ini.
Bebaskan sumbatan jalan nafas dengan Tehnik Fingger Sweap
Fingger Sweap atau sapuan tangan pada mulut penderita. Hal ini bertujuan untuk membersihkan mulut dari sisa-sisa makanan yang mungkin membuatnya tersedak atau menyumbat jalan nafas penderita. Buka mulut penderita, bersihkan benda asing yang ada dalam mulutnya dengan mengorek dan menyapukan dua jari kamu sebagai penolong yang telah dibungkus dengan secarik kain.
Tehnik “Release Chocking”
Jika sumbatannya berupa benda padat dan bukan lagi berada di daerah mulut penderita, maka jalan satu-satunya adalah melakukan menufer yang namanya “Release Chocking”. Bagiamana cara melakukan Release Chocking pada penderita gawat darurat.
Ada dua cara dalam Release Chocking yang bisa digunakan, berikut gambar ini bisa menjelaskan bagaimana cara melakukannya.
Langkah 6 Pertolongan Pertama Gawat Darurat adalah Pemberian Ventilasi Atau “Nafas Buatan”
Pemberian nafas buatan pada penderita gawat darurat dilakukan dengan cara, memberikan 2 kali tiupan pada mulut ata pada hidung setelah dipastikan bahwa jalan nafas telah bebas. Tiap kali hembusan 1 detik di susul dengan hebusan ke 2 setelah penderita menunjukkan menghebuskan nafasnya.
Langkah-Langkah Dalam Melakukan Kompresi Jantung Paru (RJP) Dewasa
Bila denyut nadi pada leher atau Arteri Karotis tidak teraba lakukan RJP alias pijatan jantung luar. Sebanyak 30 kali pada titik tumpu yaitu 2 jari diatas ujung tulang dada (processus xyphoideus)
Letakkan satu tangan pada titik tekan, tangan lain di atas punggung tangan pertama alias pada tangan dominan kamu
Kedua lengan lurus dan tegak lurus pada dada penderita (tulang sternum). Kedua lutut penolong merapat, lutut sebaiknya menempel pada bahu korban.
Tekan ke bawah kurang lebih 5 cm pada orang dewasa, dengan cara menjatuhkan berat badan ke area dada korban. Kompresi secara ritmik & teratur 100 -120 x/min dengan perbandingan Kompresi : Ventilasi sebanyak 30:2. Berikan kesempatan dinding dada untuk recoil sempurna
Saat pijat jantung, hitung dalam hati dan sebukan dengan jelas. …10…20…30 sambil bernafas !!. Total = 30 x pijatan dengan sela 2 x ventilasi (tiupan)
Lakukan 30x pijatan jantung dengan diselingi 2x ventilasi berulang selama 2 menit. Setelah 2 menit (5 siklus) raba nadi leher. Bila masih belum teraba denyut nadi leher, lajutkan 30x pijat jantung dan 2x venitasi. Lakukan tidakan ini terus sampai datang bantuan atau ambulans
Evaluasi Setelah Melakukan Resusitasi Jantung dan Paru
Jika terdapat AED maka lakukan penilaian apakah perlu dilakukan shock atau tidak. Jika napas kembali spontan dan denyut nadi teraba maka posisikan dengan posisi pemulihan (Recovery Position)
Berikan Recovery Position
Recovery Position adalah tahap terakhir dalam Pertolongan Pertama Gawat Darurat, karena bisa dikatakan kamu telah berhasil melakukannya. tinggal menunggu waktu agar penderita menjadi sadar dan pulih. atau jika kondisi gawat ini terjadi di jalan atau di luar pelayanan kesehatan adalah penderita telah mendapatkan bantuan yang lebih baik.
Tujuan Recovery Position adalah mencegah tersedaknya penderita karena muntah misalnya. Berikut ini adalah gambar Recovery Position yang bisa kamu lakukan.